Peristiwa Penting Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi sebelum pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan BPUPKI
Akhir tahun 1944, Jepang yang menjajah
Indonesia mengalami kekalahan pada
Perang Pasifik. Lalu Jepang berjanji ingin memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia. Untuk kepentingan kemerdekaan Indonesia, Jenderal Kumakichi Harada
membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
pada tanggal 1 Maret 1945.
BPUPKI diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat. Tugas BPUPKI adalah mempersiapkan semua kebutuhan untuk membentuk suatu negara merdeka. Sidang resmi BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 menghasilkan rumusan dasar negara yaitu Pancasila. BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945.
2. Pembentukan PPKI
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk untuk menggantikan BPUPKI yang dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. Sehari setelah kemerdekaan, yaitu tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
3. Menjelang Peristiwa Proklamasi
Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga tokoh pemimpin Indonesia berangkat ke Kota Dalat, Vietnam. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat. Ketiga tokoh tersebut bertemu dengan Jenderal Terauchi untuk membicarakan tentang rencana kemerdekaan Indonesia. Terauchi menjanjikan kemerdekaan kepada seluruh bekas wilayah Hindia Belanda. Ir. Soekarno ditunjuk sebagai Ketua Panitia Persiapan dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya. Pada tanggal 14 Agustus 1945, ketiga tokoh tersebut kembali ke Indonesia.
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Kaisar Hirohito memerintahkan kepada seluruh pasukan Jepang agar menghentikan perang dan mengakui kekalahan. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Salah seorang pemuda bernama Sutan Syahrir mengetahui berita kekalahan Jepang. Ia kemudian menemui Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Ia mendesak para pemimpin bangsa itu agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta memperoleh kepastian bahwa Jepang benar-benar telah menyerah tanpa syarat. Dengan demikian, terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pihak Jepang yang berkuasa telah menyerah, sedangkan pihak Sekutu belum sampai ke Indonesia. Rencana kemerdekaan yang telah diatur oleh pihak Jepang tampaknya terhenti. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, dan generasi tua belum berani mengambil sikap karena khawatir akan memancing konflik dengan pihak Jepang. Sementara itu, para pemuda mengadakan pertemuan pada tanggal 15 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur no. 17 Jakarta, yang dipimpin oleh Chairul Saleh. Para pemuda mendesak agar Ir. Soekarno dan Moh. Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. (Dikutip dari Dr. Dhiah Saptorini dan Dr. Lili Nurlaili, 2017: 55)
4. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah sebuah peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa Rengasdengklok menjadi peristiwa yang selalu mengingatkan kita dengan perjuangan untuk memerdekakan bangsa Indonesia.
Sejarah Peristiwa Rengasdengklok berawal dari perbedaan pendapat antara golongan tua dengan para pemuda. Golongan muda yang tidak sabar ingin segera mengadakan proklamasi kemerdekaan berbanding terbalik dengan golongan tua yang ingin melaksanakan proklamasi kemerdekaan atas persetujuan dan usulan dari PPKI.
Kaum muda menganggap PPKI adalah organisasi yang dibentuk Jepang untuk memperlambat kemerdekaan Indonesia dan memperbesar kekuasaan Jepang di Indonesia. Kaum muda terus mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera membacakan proklamasi kemerdekaan karena semakin lama proklamasi dilakukan maka kekuasaan Jepang akan terus berlanjut dan semakin kuat.
Peristiwa Rengasdengklok melibatkan beberapa orang yang berperan penting, di antaranya Chaerul Saleh, Darwis, dan Wikana dari golongan muda. Sedangkan para tokoh yang masuk golongan tua dan berperan penting dalam persiapan proklamasi kemerdekaan di antaranya Soekarno, M. Hatta, dan Ahmad Subardjo.
Tujuan para pemuda yang mengamankan Soekarno dan Hatta adalah agar segera dilakukan proklamasi kemerdekaan tanpa menunggu keputusan PPKI. Tujuan lainnya adalah untuk menjauhkan kaum tua dari pengaruh Jepang. Dengan beberapa alasan itulah kaum muda membawa SoekarnoHatta ke Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 03.00 WIB.
(Dikutip
darihttps://sejarahlengkap.com/indonesiakemerdekaan/sejarah
peristiwa-rengasdengklok)
Akhirnya, disetujui dan diagendakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilakukan hari Jumat, 17 Agustus 1945 di Jakarta, tepatnya di lapangan Ikada (sekarang namanya diubah menjadi Monas).
5. Penyusunan Tek Proklamasi
Rumah perwira tinggi Angkatan Laut Jepang di Indonesia, Laksamana Tadashi Maeda dipilih sebagai lokasi perumusan teks Proklamasi. Pemilihan rumah Laksamana Maeda bukan tanpa alasan. Ia memiliki kedekatan dengan Ahmad Soebardjo dan Hatta. Tak hanya itu, hak Imunitas yang dimiliki oleh Laksamana Maeda selaku perwira tinggi Angkatan Laut Jepang juga dianggap menjadi tempat yang aman untuk Soekarno dan Hatta.
Di tengah ketegangan itu, Sukarni mengusulkan agar teks itu ditandatangani oleh Soekarno-Hatta. "Saya kira tidak akan ada yang menentang kalau Soekarno dan Hatta yang menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia," usul Sukarni. Akhirnya, usul itu pun disepakati dan diiringi oleh tepuk tangan. Teks proklamasi tersebut ditik oleh Sayuti Melik dan ditanda tangani 2 orang okoh proklamator tersebut.
Menjelang Subuh 17 Agustus 1945, Chaerul Saleh tiba di Prapatan 10 untuk menunjukkan teks Proklamasi yang akan dibacakan pada hari itu. Awalnya, pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan akan dilakukan di Lapangan Ikada. Akan tetapi, pasukan Jepang yang terus berpatroli di sekitar Lapangan Ikada menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bentrokan. Akhirnya, kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 pun dipilih sebagai tempat pembacaan teks Proklamasi. Untuk mengantisipasi kegagalan proklamasi di Pegangsaan Timur, para mahasiswa di Asrama Prapatan 10 mengadakan upacara paralel.
Pembacaan naskah Proklamasi yang berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih hasil jahitan Fatmawati, menandakan Indonesia sudah merdeka. Tokoh lain yang sangat berjasa dalam peristiwa pembacaan Proklamasi Kemerdekaan di antaranya tiga pemuda pengibar bendera Merah Putih pertama yaitu Latief Hendraningrat, S. Suhut, dan Tri Murti.
(Dikutip dari https://nasional.kompas.com/read/2019/08/17/08423421/hari-ini-dalamsejarah-proklamasi-kemerdekaan-indonesia-17-agustus-1945?page=all./)
Komentar
Posting Komentar